About Senja Dewanti

Foto saya
Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia
I'm just Senja Permata Dewanti .

Sabtu, 10 Desember 2011

Berhenti di Kamu

Setiap orang tidak akan bisa memilih harus hidup bagaiamana, dengan siapa, dan untuk siapa. Cintapun sama. Tak seorangpun bisa menentukan harus jatuh cinta dengan orang yang benar atau orang yang salah sekalipun. Karena saat hati telah diberikan begitu saja kepada orang yang dianggap tepat, maka jangan harap akan mendapatkannya kembali dengan mudah.



Tidak tahu lagi harus berbuat apa. Mereka bilang ini menyiksa diri sendiri. Tapi yang dirasakan bukan seperti itu, iya, mungkin menyiksa, tapi terlalu terbiasa hingga akhirnya menikmati dengan  menganggap itu adalah sebuah keindahan.

Kamu tidak bisa mengontrol keinginanmu untuk bermain-main. Dan aku juga tidak bisa mengontrol perasaanku untuk terlalu mencintaimu. Semakin aku berusaha membatasi agar tak terlarut dalam mengagumimu, semakin besar pula rasa itu bertambah. Tapi jika aku tak sedikitpun menghindarinya, justru semakin sering pula aku menangis karena tak pernah jera telah jatuh di lubang yang sama. Seharusnya jatuh itu menyakitkan, tapi terlalu seringnya hingga lama-lama rasa sakit itu mati. Membunuh saraf-saraf amarah yang selalu keluar saat mendapatimu mulai bermain dengan perasaanku.

Sudah terlalu lelah untuk memikirkan hal-hal yang menyiksa. Terlalu sering menangis karena keegoisan diri sendiri. Ingin mengakhiri. Tapi hatiku sudah terlanjur berhenti di kamu.

Sudah sering menyadari kalau akan selalu sakit jika tetap bertahan. Ingin perlahan menjauh, karena jika harus membatasi perasaan dengan tetap berada disampingmu, aku yakin kalau akan semakin besar rasaku untuk ingin bersamamu. Tapi jika aku memaksa pergi begitu saja darimu, aku lebih yakin tak akan mampu bertahan menghadapi kesakitan. Karena aku tak tahu, harus memikirkan siapa lagi jika harus mengosongkan memoriku dari cerita tentangmu.

Tak ingin membayangkan akan lebih sakit mana, tetap bersamamu, atau pergi begitu saja dari bayanganmu. Yang jelas, perlu kekuatan ekstra untuk melakukan salah satunya. Karena tak mungkin melaksanakan dua-duanya secara bersamaan.

Tapi jika ada pilihan, tetap berada disampingmu tanpa mengorbankan perasaan dan tanpa menyakiti diri sendiri, atau pergi jauh darimu selamanya dan menghapus memori tentang kita, aku akan memilih salah satunya. Egois memang. Tapi kadang, keegoisan pun tak bisa begitu saja mengobati luka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar