Melihatmu sedekat ini,
memandangmu tanpa kau memandangku, dan merasakan kekecewaan tanpa mungkin kau
rasakan. Kamu nyata, terlampau nyata, hingga aku tak mungkin bisa menggapaimu.
Kamu ada, sangat jelas, hingga aku tak kuasa memalingkan muka.
Sita menutup buku catatan yang selalu dibawanya akhir-akhir
ini. Ah, mungkin baru beberapa hari ini. Biasanya setiap kali dia merasakan
sesuatu, dia akan langsung “nyampah” di Twitter, tapi kali ini entah malaikat
dari mana yang melarangnya untuk tidak mengganggu kenyamanan followernya di
akun jejaring sosial tesebut. Lagi pula Sita sudah sangat lama tidak menulis di
buku catatan sekaligus buku diary dadakannya itu.