About Senja Dewanti

Foto saya
Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia
I'm just Senja Permata Dewanti .

Minggu, 19 Februari 2012

Bapak bilang ini "Kuliah Umum"


Awalnya mau minta ijin dan dukungan untuk milih matkul konsentrasi apa yang mau saya isi di KRS besok. Tapi karena itu Bapak, walaupun jawabnya simpel seperti biasanya, saya tahu, obrolan ini akan menjadi suatu ‘kuliah umum’ yang harus benar-benar saya perhatikan. Tentang suatu pengalaman, pandangan orang tua, dan teguran Tuhan yang disampaikan melalui nasehat seorang Ayah.


Rasanya entah sudah berapa lama tidak menerima perintah Bapak untuk mematikan TV dan kemudian mendengarkan apa yang disebutnya sebagai sebuah cerita. Memang bukan cerita yang luar biasa, bukan juga cerita yang lain daripada yang lain, bahkan saya sendiripun sudah seringkali mendengarkan cerita yang mungkin berkisah tentang suatu tema yang sama. Bukan sebuah cerita istimewa, tapi jika itu keluar dari seseorang yang kita hormati dan kita sayangi, apapun yang dikatakannya pasti akan menjadi suatu topik yang menarik untuk didengarkan. Masalah dilaksanakan atau tidak, itu urutan kesekian, tergantung kesadaran masing-masing.

Tentang pikiran yang harus sejalan dengan perasaan. Bukan perasaan yang harus selalu diutamakan. Berpikirlah saat perasaan kita menjeritkan sesuatu. Berpikirlah saat perasaan mulai tidak masuk akal dan tidak logis. Kemudian berpikirlah ketika perasaan mendominasi diri. Dan jalankanlah perasaan dan pikiran dengan porsi yang sama.

Tentang pentingnya ikhlas, disiplin, rendah diri, teliti, mandiri, dan selalu bersikap baik pada semua orang, karena orang yang baik adalah orang yang bermanfaat untuk orang lain dan selalu dibutuhkan oleh orang lain.
Tentang melakukan hanya pada satu tujuan. Lakukan apa yang benar-benar diinginkan. Hanya satu, jangan mudah putus asa jika tujuan awalnya tidak sesuai rencana. Memulai dari awal dengan hal terkecil lebih baik daripada selalu memulai suatu yang baru tapi tak pernah meningkat. Lakukan semuanya dari awal dan dapatkan hasil yang lebih dari ’memuaskan’ saat kita berhasil menaklukkan apa yang diinginkan pertama kali. Karena Tuhan selalu menilai kita, jika dari awal selalu tercipta kesungguhan, maka Tuhan akan memberikan kebahagiaan di masa depan.

Bukan orang tua namanya kalau tidak pernah memberikan ceramah-ceramah yang membangun. Walaupun terkadang mereka melakukan kesalahn dan tidak konsisten dengan apa yang mereka ajarkan, tapi semua orang tua ingin menjadikan buah hatinya lebih baik dari mereka. Bapak saya, Ibu saya, dan Bapak Ibu orang lain, adalah orang tua yang luar biasa yang diberikan Tuhan sebagai pengingat agar kita selalu melangkah di jalan yang benar.

Tentu saja saya tidak selalu melaksanakan apa yang Bapak katakan, tidak selalu menuruti apa yang Ibu perintahkan, bahkan mungkin apa yang diceritakan Bapak di atas hanya masuk telinga kanan dan keluar lewat telinga kiri. Tapi setidaknya saya telah mendengarkan, mungkin bukan sekarang saya membutuhkan semua yang orang tua saya katakan, tapi suatu saat, di waktu yang entah kapan akan didatangkan Tuhan, semua kata-kata Bapak dan Ibu saya akan sangat berguna dan pasti sangat saya butuhkan nantinya. Karena Tuhan akan menempelkan ingatan itu, dan waktu serta kesadaran yang bisa mendatangkannya kembali.

Mereka bukan orang yang sempurna, mereka juga buka orang yang selalu benar. Mereka hanya ingin anak-anaknya menjadi baik, bagi diri sendiri dan bagi orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar